Kamis, 09 Agustus 2007

Anti Oksidan Makin Populer

Anti Oksidan Makin Populer

Konsumsi telur sebagai salah satu makanan yang mengandung protein tinggi terus meningkat, setiap tahunnya sekitar enam persen. Akibatnya, telur organik yang memberikan suplemen lebih, seperti antioksidan dan betakaroten, menjadi pilihan baru bagi konsumen telur.

Ketua Asosiasi Pelaku Agribisnis Organik Indonesia (Aspaindo) Jawa Barat Eddy Soekwanto mengatakan, kebutuhan telur sebagai menu makanan pokok masyarakat relatif tinggi, dari pada daging ayam. Selain harganya lebih murah, kandungan gizinya juga mencukupi.

Akan tetapi, karena masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan dan berupaya terhindar dari serangan penyakit, kebutuhan suplemen mulai menjadi prioritas. Salah satunya adalah kebutuhan antioksidan yang diyakini bisa mengurangi potensi terserang penyakit kanker dan tumor.

”Kebutuhan itu dijawab dengan telur ayam kampung yang mengandung antioksidan, terutama betakaroten, dengan kandung vitamin A. Mulai banyak konsumen yang mengonsumsi telur berantioksidan ini,” kata Eddy, yang juga Direktur PT Farming Jaya, produsen telur dan ayam organik, Kamis (21/9).

Eddy mengakui, harga telur organik berantikoksidan itu lebih mahal dari pada telur ayam kampung biasa. Harga telur ayam kampung per butir sekitar Rp 800-Rp 1.000, sedangkan telur organik dijual Rp 1.500 per butir (harga dari produsen). Telur itu pun hanya dijual dengan harga butiran, bukan kiloan.

Mahalnya harga yang dibayar konsumen itu karena kandungan suplemen yang terdapat di dalam satu butir telur, antara lain omega-3 sebesar 214,23 miligram, betakaroten 380 migrogram, serta EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (decosahexaenoic acid), sejenis asam lemak yang berguna bagi perkembangan otak dan retina, sebanyak 91,09 miligram. Penyebab lainnya, biaya produksi telur organik yang menerapkan teknologi biofermentasi ini juga lebih mahal.

Hingga kini, permintaan pasar terhadap telur organik terus meningkat. ”Enam bulan lalu, permintan telur berantioksidan ini hanya 20.000 per bulan, sekarang sudah 60.000 butir per bulan. targetnya, hingga akhir tahun nanti, produksi telur bisa mencapai 200.000 butir per bulan,” kata Eddy.

Penjualan telur organik ini, baru sebatas beberapa supermarket di Bandung dan Jakarta, kebanyakan 80 persen daerah pemasarannya ada di Bandung. Diperkirakan, permintaan telur yang juga rendah kolesterol ini bakal diminati masyarakat kota, terutama kalangan menengah atas.


Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872

Tidak ada komentar:

Posting Komentar